Cilacap, CyberNews. Budidaya  perikanan rawa di Kabupaten Cilacap saat ini belum dikembangkan secara  maksimal. Sebagai contoh di wilayah Kecamatan Wanareja, setidaknya ada  lima rawa yang perlu pengembangan budidaya ikan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Ir Harnanto mengatakan di  Kecamatan Wanareja itu, diantaranya Rawa Bojongsari, Rawa Bojongrongga,  Rawa Ranca Keris, Rawa Pondok Keras, dan Rawa Bangkir. Seluruhnya  memiliki luas hampir mencapai 10 hektare. "Setidaknya ada lima rawa di  Kecamatan Wanareja yang belum tercover," katanya.
Rawa tersebut sebenarnya memiliki potensi untuk pengembangan budidaya  ikan. Sebagian diantaranya masih belum terawat dengan baik dan masih  tertutup oleh rumput ilalang. Namun ada pula yang sudah dikelola dengan  baik, seperti yang dilakukan Kelompok Nelayan Tirta Kencana Jaya di Rawa  Bangkir, Desa Purwosari, Wanareja. Oleh karenanya, pihaknya tengah  mengusulkan program restocking
 atau pemulihan persediaan ikan di perairan rawa, mulai 2011  mendatang. Rawa-rawa tersebut diusulkan menjadi minapolitan, sehingga  perekonomian masyarakat bisa ditopang oleh budidaya ikan.  "Selama ini,  budidaya ikan di perairan rawa belum tergarap intensif, sehingga  produksinya rendah. Oleh sebab itu, tahun 2011 mendatang kami  mengusulkan minapolitan untuk perairan rawa," imbuhnya. Selain Kecamatan  Wanareja, pihaknya juga memfokuskan pengembangan minapolitan di  beberapa kecamatan lainnya, yakni Dayeuhluhur, Majenang, Sampang, Maos,  dan Kutawaru, Cilacap Selatan.
Seorang anggota Kelompok Nelayan Tirta Kencana Jaya, Sukirno  mengatakan saat ini masyarakat setempat telah mengembangkan nya dengan  menebar benih ikan di rawa dan menunggu selama 6-7 bulan hingga cukup  besar. Setelah ikan besar, mereka membuka wisata pemancingan di  sekelilingnya. "Setiap musim memancing dibuka, kami menyewakan sekitar  150 lapak pemancingan dengan biaya sewa Rp 75 ribu per orang," katanya.
(      Khalid Yogi      / CN28     )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar