Laman

Jumat, 11 Februari 2011

Inilah 3 Sebab yang Bikin Perempuan Sedih

SETIAP tahunnya, tampaknya jumlah perempuan yang mengalami stres maupun depresi semakin bertambah saja. Bahkan menurut studi yang digelar National Bureau of Economics pada 2009, ditemukan bahwa kadar kebahagiaan perempuan cenderung berkurang setelah usia 35 tahun, mengapa bisa begitu?

Lebih lanjut, dalam survei bertajuk The Freshman Amerika: Norma Nasional Fall 2010 yang melibatkan lebih dari 200 ribu mahasiswa baru perguruan tinggi, ditemukan bahwa tingkat kebahagiaan perempuan berkurang secara konsisten jika dibandingkan dengan pria.


Kiki Weingarten, salah satu pendiri DLC Eksekutif Pelatihan dan Konsultasi di New York City, mengatakan ada tiga alasan utama penyebab kesedihan seorang perempuan.


1. Selama beberapa dekade terakhir, peran dan tanggung jawab perempuan semakin bertambah.

Memang bagus bila perempuan diberikan kesempatan dan pilihan lebih banyak daripada sebelumnya. Namun, menurut studi di Universitas Pennsylvania, hal itu justru ditengarai sebagai penyebab perempuan menjadi kewalahan dan merasa lelah karena mereka dituntut untuk bisa sempurna, baik dari penampilan ataupu pekerjaan. .

Maka itu, cobalah membuat target yang lebih berarti dan memuaskan diri sendiri sehingga tak perlu harus merasa sempurna dalam berbagai hal. "Jangan muluk-muluk, target mestilah realistis, membuat Anda merasa puas and terpenuhi sehingga Anda pun akan merasa bahagia baik saat melakukannya maupun saat target terpenuhi," kata Weingarten.


2. Perempuan terlalu berupaya keras mencapai kebahagiaan sehingga hal itu justru berujung pada perasaan tertekan dan sedih.

"Banyak yang berupaya mencapai kebahagiaan dengan menghindarkan perasaan negatif., padahal itu merupakan hal yang manusiawi dan merupakan suatu proses menuju tujuan akhir," kata Weingarten. "Kebahagiaan tak mungkin berlangsung selamanya, ada saat-saat tertentu yang pasti membuat Anda sedih, tapi itu taka pa, jalani saja," tambahnya. Faktanya memang segala sesuatu tidak selalu indah dan itu normal.

3. Teknologi yang membuat kita kerap membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

"Situs jejaring sosial secara konstan menyebabkan orang, khususnya perempuan, kerap membandingkan dirinya dengan orang lain," kata Weingarten. "Ditambah, berbagai informasi yang terus-menerus datang, bahkan saat Anda tengah berlibur."

Untuk itu, coba hargai apa yang telah Anda miliki dan segala sesuatu yang ada di depan Anda."


Lagipula, tak semua hal yang ada di jejaring sosial merupakan kenyataan. Tak semua foto yang seolah-olah menunjukkan bahagia, benar-benar bahagia sepanjang waktu. Maka itu, coba batasi diri dalam menggunakannya. Mulai dengan menghentikan kegiatan di depan komputer semenjak pukul 17.00 WIB.