Laman

Sabtu, 29 Januari 2011

Database Tumbuhan Dunia

Database yang bisa diakses di http://www.theplantlist.org/ tersebut memuat 1,25 juta nama tumbuhan. Data-data tanaman pertanian seperti gandum dan padi hingga tanaman hias seperti bunga mawar dan paku-pakuan liar ada di sini.
Ahli botani asal Amerika Serikat dan Inggris, Rabu (29/12/10) kemarin, meresmikan pembuatan database tumbuhan terlengkap di dunia. Databse tersebut dibuat untuk membantu program para ahli konservasi, pembuat obat dan peneliti pertanian.

Database yang bisa diakses di http://www.theplantlist.org/ tersebut memuat 1,25 juta nama tumbuhan. Data-data tanaman pertanian seperti gandum dan padi hingga tanaman hias seperti bunga mawar dan paku-pakuan liar ada di sini.

Secara spesifik, data tersebut dibuat untuk membuat penamaan tanaman lebih akurat. Menurut para ilmuwan, tanpa keakuratan nama tumbuhan, pembicaraan tentang kehidupan tumbuhan bisa membingungkan dan menghabiskan waktu.

Proyek pembuatan database ini melibatkan Kew Garden oyal Boyanic Garden di London dan Missouri Botanical Garden di St. Louis. Peter wyse Jackson, Presiden Missouri Botanical Garden mengatakan, "Langkah ini adalah sebuah kemajuan".

"Data ini untuk pertama kalinya memberikan daftar tanaman yang ada di planet ini dan bisa digunakan untuk banyak kebutuhan. Bisa untuk merencanakan konservasi, mencari manfaat ekonomi dari tanaman dan lainnya," tandas Jackson.

Dari 1,25 juta nama dalam database itu, 1,04 juta di antaranya adalah nama spesies. Sementara sisanya merupakan nama "infraspesific" atau nama-nama untuk tingkat varietas atau subspesies.

Pada database ini, nama tumbuhan terpanjang adalah Ornithogalum adseptentrionesvergentulum, yang merupakan nama spesies mencakup tanaman Bintang Natal. Sementara, nama terpendek adalah Poa fax, yaitu nama bunga berwarna ungu dari Australia.

Tercatat, hanya 300.000 nama spesies yang diterima sebagai istilah standar. Sementara 480.000 lainnya merupakan sinonim dari nama lainnya. Sisanya, kurang lebih 260.000 nama masih belum tersepakati.

Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), 1 dari 5 spesies tumbuhan saat ini terancam punah. Upaya konservasi sangat membutuhkan database yang lengkap. Database tumbuhan ini ditargetkan akan selesai pada 2020.

Selain website tersebut, coba kunjungi juga http://www.bbc.co.uk/ gardening. Berbagai informasi menarik dan jenis tanaman ada disini.

Sumber: DISCOVERY/KCM; BBC

Melon

 (Melon (Ingg.), Cucumis melo (Latin)
 
 
Asal dan Distribusi:
  • Tanaman melon ( Cucumis melo L ) termasuk kedalam famili Cucurbitaceae, genus Cucumis. Tanaman ini belum diketahui dengan pasti darimana asalnya namun berdasarkan penyebaran jenis liarnya, mungkin afrika merupakan daerah asal-usulnya.
  • Di kawasan Asia tanaman ini merupakan tanaman yang masih baru, namun demikian sekarang sudah menyebar ke beberapa negara seperti Cina, India, Persia dan Rusia Selatan.
  • Buah melon dipanen setelah matang benar, yang diperkirakan sesudah 3-4 bulan sejak tanam, daging buah melon mengandung 92,1 % air, 0,50 % protein, 0,3 % lemak, 6,2 % karbohidrat.
Syarat Tumbuh
  • Tanaman melon dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik, tanaman ini memerlukan sinar matahari penuh, sehingga tidak cocok ditanam didaerah lembab dan ternaung. Di daerah beriklim lembab selain banyak penyakit juga perkembangan buahnya kurang baik, tanaman ini tumbuh baik  pada tanah berlempung, dengan pH sekitar netral.
  • Pemangkasan ujung tanaman tidak memberikan pengaruh  terhadap jumlah buah yang dihasilkan. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 300 – 400 m dpl, suhu yang diperlukan sekitar 25-35 0C, suhu tinggi mutlak diperlukan pada saat pematangan buah.
  • Melon merupakan tanaman semusim tumbuh merambat dengan daun lebar berukuran 10-20 cm yang muncul pada batang yang sekaligus sebagai pelindung bunga atau buah, bunganya hermafrodit, mampu menghasilkan 1-6 buah melon /tanaman. Buah ini matang setelah 6 minggu sesudah mekar.
  • Melon yang dibudidayakan dikelompokkan dalam 2 tipe utama yaitu Netted melon dan Winter melon. Netted melon punya buah dengan permukaan luar yang kasar, membentuk garis-garis seperti jala, sedangkan tipe Winter melon mempunyai buah dengan permukaan yang halus, tidak membentuk garis-garis seperti jala.
Penyerbukan dan Pembentukan Buah
  • Tanaman bersifat polimorfik, spesiesnya ada yang berbunga jantan, berbunga betina dan berbunga hermafrodit (sempurna). Walaupun tanaman ini menghasilkan bunga sempurna dengan putik dan benang sari , penyerbukan sendiri (self pollination) tidak dapat terjadi. Penyerbukan buah harus melalui penyerbukan silang antara bunga jantan dan bunga sempurna dari tanaman yang sama atau antar tanaman.
  • Bunga sempurna akan muncul jika batang utama telah mencapai panjang 60 cm dan terbentuk ruas I dan II dari cabang primer. Bunga jantan juga terus menerus terbentuk sehingga didapatkan perbandingan antara bunga jantan dan bunga sempurna sekitar 10 : 1. Dari beberapa bunga sempurna hanga sebagian kecil saja yang menjadibuah dan berkembang menjadi buah yang dapat dipanen.
  • Sehubungan dengan penyerbukan ada faktor internal yang mengatur keberhasilan pembentukan buah. Hal ini menyebabkan adanya pergiliran atau pergantian dalan pemasakan buah.

Mangga

(Mango (Ingg.), Mangifera indica L. (Latin))

 


 Deskripsi
  • Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dpl dengan suhu harian 26 o - 28 o C.  Apabila suhu udara di atas 42 o C akan merusak tanaman.  Curah hujan optimal 1000-2500 mm per tahun.  Pembungaan pada tanaman mangga memerlukan musim kemarau yang jelas, bulan kering 4- 6 bulan (curah hujan per bulan kurang dari 60 mm), dengan jumlah bulan basah kurang dari 7 bulan (curah hujan per bulan lebih dari 100 mm), musim hujan di luar musim berbunga. Daerah ini termasuk tipe C, D, dan E menurut klasifikasi Schmid dan Ferguson.
  • Dari potensi produksi 120 kg/pohon, tanaman mangga di Indonesia hanya menghasilkan 40 kg/pohon.  Produktivitas per tahun beberapa mangga unggul antara lain mangga Golek-31 sebesar 52,3 kg/pohon, mangga Manalagi-69 sebesar 36,5 kg/pohon dan mangga Arumanis-143 sebesar 54,7 kg/pohon.
  • Musim panen mangga berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember.  Musim panen mangga terjadi seragam di Jawa dan Bali.  Pada bulan November terjadi panen raya mangga.  Harga buah mangga cenderung menurun setelah panen raya. Hal ini disebabkan preferensi konsumen beralih ke jenis buah-buahan yang lain.  Harga mangga akan menaik lagi menjelang panen bersamaan menaiknya preferensi konsumen.  Pembungaan di luar musim menjadi kurang ekonomis bila belum didapatkan pemasaran yang memerlukan suplai kontinyu.
  • Untuk menghasilkan buah mangga yang berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik serta pelaksanaan penanganan pasca panen dan pemasarannya dilakukan hal-hal sebagi berikut :
Budidaya
  • Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat dengan tinggi sekitar 50 cm (berusia 6-8 bulan). Bibit ditanam pada lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak tanam 5 m x 5 m. Setelah tanaman mencapai tinggi 1 m batang utama dipangkas dengan menyisakan tanaman setinggi 80 cm dari permukaan tanah.  Tunas yang muncul dipelihara 3-4 buah yang baik (sudut 90 – 120 o) untuk menghasilkan cabang primer.  Pemangkasan kedua dilakukan 3-6 bulan setelah pemangkasan pertama/tinggi tunas mencapai 1 m seperti pemangkasan kedua untuk menghasilkan cabang sekunder. Begitu selanjutnya hingga pemangkasan ketiga untuk menghasilkan cabang tersier sehingga diperoleh pola percabangan 1-3-9-27.  Produksi buah mangga dimulai dari percabangan tersier.
  • Pembungaan di luar musim bisa dilakukan dengan menggunakan zat pengatur tumbuh seperti KNO3, CEPA, dan Paklobutrazol.  Namun seringkali pembungaan di luar musim ini  menghasilkan buah dengan mutu rendah. 
  • Buah yang terbentuk, setelah berumur 30 – 40 hari dibungkus dengan kertas setelah sebelumnya disemprot dengan pestisida.
  • Tanaman yang ukuran tajuknya melebar luas dan tinggi dipangkas berat hingga ukuran tajuk 1,75 m dengan tinggi 3 m.  Ukuran tajuk pohon sangat penting karena akan mempengaruhi kemudahan pemeliharaan serta pemanenan buah.  Tanaman yang tua juga dipangkas berat sehingga tinggal tersisa tunggulnya saja setinggi 1-1,5 m.  Pemangkasan seperti ini bertujuan untuk meremajakan pohon sehingga tidak perlu dilakukan pembongkaran tanaman.
Pemanenan
  • Pemanenan buah mangga dilakukan ketika telah memenuhi ciri-ciri buah mangga yang matang, yaitu :
    • Adanya lapisan lilin buah
    • Bentuk buah sudah padat penuh terutama pada bagian ujung
    • Bila buah diketuk menghasilkan nada tingi
    • Buah akan tenggelam bila dimasukkan ke dalam  air
    • Tangkai buah kering
  • Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00 – 09.00 atau pada sore hari jam 16.00 karena produksi getah rendah.  
Pencucian
  • Buah mangga yang telah dipanen dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel terutama sisa-sisa getah yang menenempel di kulit buah.  Pemakaian pestisida (benomyl) pada saat pencucian dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit pasca panen.  Pencucian dilakukan dengan cara ‘hot water dip”, yaitu pertama buah di cuci dengan air dingin lalu direndam dalam air panas.
Sortasi dan Grading
  • Sortasi dan grading dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat kematangan dan kualitas yang seragam.  Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah yang layak jual dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang seragam bentuk, warna, ukuran dan kematangannya sedangkan grading dilakukan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil atau sangat kecil).
  • Sortasi dan grading sangat penting untuk dilakukan agar buah yang dipasarkan terjaga mutunya.  Buah yang rusak akan mempercepat kerusakan buah yang lainnya dalam kemasan.  Buah yang tidak lolos sortasi karena kulit buah yang tidak mulus atau buah yang salah bentuk masih dapat dijual ke pasar-pasar tradisional ataupun di jual dalam bentuk kupasan (slice).
  • Kriteria Spesifikasi Grading Buah Mangga di Indonesia Menurut Jenis/Ukuran
Varietas
Besar
(g)
Sedang
(g)
Kecil
(g)
Sangat Kecil (g)
Arumanis
> 400
350 – 400
300 – 349
250 – 299
Golek
> 500
450 – 500
400 – 449
350 – 399
Gedong
> 250
200 – 250
150 – 149
100 – 149
Manalagi
> 400
350 – 400
300 – 349
250 – 299
  • Untuk keperluan ekspor terdapat klasifikasi grading tersendiri untuk buah mangga.  Buah mangga dibagi menjadi tiga kelas (super, A dan B).
Klasifikasi
Ukuran
Kelas Super
> 500 g
Kelas A
400 – 500 g
Kelas B
300 – 400 g
Pengemasan
  • Buah mangga tahan selama 7 hari setelah masak.  Pengemasan yang baik sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan/susut buah pasca panen terutama saat transportasi/distribusi.  Pengemasan dilakukan untuk mencegah benturan, menahan goncangan, mengurangi gesekan, melakukan penumpukan dan mengatur suhu.  Kemasan keranjang bambu dapat memuat buah hingga 25 kg, kemasan peti kayu mampu memuat sebanyak 30 kg buah. 
Penyimpanan dan Pemeraman
  • Mangga termasuk buah klimakterik, yaitu buah yang memiliki pola respirasi yang di awali peningkatan secara lambat, kemudian meningkat pesat dan menurun setelah mencapai puncak.  Buah klimakterik dipanen pada saat matang namun belum masak.  Pemeraman dilakukan untuk memasakkan buah.  Hasil pemeraman kurang baik apabila buah dipetik belum waktunya (belum masak).  Penyimpanan buah mangga dibutuhkan penanganan ekstra karena produksi etilen buah yang cukup tinggi sehingga dapat mempercepat kemasakan buah yang tidak diinginkan.
Pengolahan
  • Buah mangga tidak melulu hanya dikonsumsi sebagai buah segar, namun juga dapat dijadikam makanan olahan seperti asinan, kari, pure, selai, sari buah, minuman ringan, tepung, keripik dan manisan.

Durian

  (Durian (Ingg.), Durio zibethinus Murr. (Latin))

Asal: 
Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia.  Namun pengembangan durian unggul saat ini ada di Thailand.
Deskripsi:
Pohon kayu besar dapat mencapai ketinggian 30 m. Dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga 800 m dpl dengan tipe iklim basah (curah hujan 1500-2500 per tahun). Tanaman dari biji mulai berbunga pada umur 8-15 tahun, sedangkan dari hasil okulasi pada umur 5-7 tahun.  Buah matang dipanen pohon pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar. 
Durian varietas unggul di Indonesia adalah Otong (Monthong), Kani (Chanee), Sukun, Petruk, Sunan, Sitokong, Simas, Sidodol, Sijapang, Sihijau, Perwira, Bokor dan Siriwig.  Otong dan Kani merupakan durian introduksi dari Thailand, sedangkan Sitokong merupakan varietas asli Indonesia.  Musim panen antara bulan Oktober hingga Februari.
Budidaya:
  • Sebagai batang bawah digunakan tanaman yang berasal dari biji yang telah berumur 4-8 bulan
  • Meski tanaman durain relatif tahan naungan sebaiknya lokasi penanamannya terbuka
  • Setelah penyerbukan dan terbentuk pentil buah, sebaiknya segera dibungkus untuk mencegah serangan penggerek buah.
  • Untuk mencegah buah matang jatuh ke tanah, sebaiknya buah diikat dengan tali rafia ke cabang terdekat.
Hama dan Penyakit:
Hama utama durian adalah penggerek buah dan batang (lubang pada batang sebaiknya disumbat dengan ter/kapas atau kapas yang telah dicelupkan ke insektisida). Hama lain yang  mengganggu adalah kutu daun (kuning) dan kutu kapas (putih).  Penyakit yang mengganggu durian adalah penyakit busuk leher batang, penyakit busuk batang dan busuk bergetah.
Panen:
Ciri buah yang  telah tua adalah bila diketuk menghasilkan suara yang nyaring.  Hasil panen 10-200 buah per pohon dengan berat 1.5 - 5 kg per buah (tergantung varietasnya).

Kelengkeng
(Longan (Ingg.), Euphoria longana (latin))
Asal:
Berasal dari Sri lanka, India, Birma dan Cina. Jenis-jenis kelenkeng liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur degan nama buku, ihaw, medaru, kakus atau mata kucing.  Tanaman ini mirip dengan leci yang tumbuh di dataran tinggi.  Di Indonesia, kelengkeng terdapat di Temanggung, Magelang, sedangakn leci di terdapat di Bali.
Deskripsi:
Famili Sapindaceae. Tinggi tanaman dapat mencapai 40 m.  Lebih cocok ditanam di dataran rendah (300-900 m dpl), tipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari 4 bulan.  Suhu malam dingin selama musim kemarau (15 o - 20 o C) mendorong tanaman berbunga.  Ada tanaman yang berbunga sempurna maupun hanya berbunga betina atau jantan saja. Tanaman kelengkeng berbunga setahun sekali, biasanya pada bulan Agustus-Oktober dan buah dapat dipanen 4 bulan setelah bunga mekar.  Buah kelengkeng berbentuk bulat besar, kulit hijau kasar ketika masih muda dan kuning kecoklatan setelah tua serta tidak berbulu.  Daging buah bening berair, dengan rasa manis dan aroma yang khas.
Karakteristik Beberapa Varietas Kelengkeng:
Karakter Buah Varietas
Lumut Batu Kopyor
Warna kulit buah matang agak gelap cerah agak cerah
Daging buah tipis tebal kurang tebal
Sifat daging buah lengket ngelotok ngelotok
Rasa kurang manis manis segar manis
Aroma langu agak harum kurang harum
Biji besar kecil agak besar
Budidaya:
  • Bibit sebaiiknya berasal perbanyakan vegetatif (cangkok dan okulasi).  Tanaman dari biji baru mulai berbuah lebih dari umur 7 tahun
  • Jarak tanam agak lebar (8 x 8 m) karena ukuran tajuknya yang lebar
  • Pemeliharaan yang penting adalah pemangkasan cabang negatif agar sinar matahari dapat masuk  merata ke tajuk tanaman.
Hama dan Penyakit:
  • Hama yang biasanya menyerang adalah serangga pengisap buah.  Sedngakan penyakit yang sering menyerang di musim penghujan adalah Mildew (seperti yang menyerang buah rambutan).
Panen:
  • Tanaman mulai berbunga pada umur 5-6 tahun (Juli-Oktober).  Buah matang 5 bulan setelah bunga mekar.
  • Ciri-ciri buah matang adalah warna kulit buah coklat gelap, licin dan mengeluarkan aroma.
  • Produksi buah rata-rata 300-600 kg per pohon. 

Budidaya Tanaman Buah

Tanaman buah sangat banyak jenis dan macamnya, dan kebanyakan adalah tanaman perennial (tahunan). Di Indonesia, kebanyakan masih mengusahakan tanaman buah secara sampingan yaitu banyak ditanam di pekarangan rumah.
Tanaman buah sangat banyak jenis dan macamnya, dan kebanyakan adalah tanaman perennial (tahunan). Di Indonesia, kebanyakan masih mengusahakan tanaman buah secara sampingan yaitu banyak ditanam di pekarangan rumah. Pertumbuhan yang baik akan memberikan nilai estetika dari rumah dengan halamannya.

Nah, bagaimana mengusahakan agar hal tersebut bisa dicapai?

Tulisan berikut mencoba untuk memberikan gambaran mengenai teknik budidaya tanaman buah walaupun masih bersifat umum.

Pemilihan Bibit Tanaman Buah

Bibit tanaman secara umum diperoleh dengan 2 cara yaitu:

Dengan pembiakan generatif, yaitu dengan menggunakan biji. Cara ini menhasilkan tanaman yang lama lama untuk berproduksi.

Dengan pembiakan vegetatif yaitu bibit yang diperoleh tidak dengan menggunakan biji tetapi berupa penyambungan tanaman sejenis antara batang atas dengan batang bawah, cangkokan dan lain-lain. Dengan cara ini tanaman akan cepat berproduksi dengan mengkombinasi sifat-sifat unggul suatu varietas.

Ciri mencolok yang membedakan bibit sambungan dengan lainnya adalah adanya bekas penyembuhan yang biasanya berbentuk V pada bekas sambungan antara batang atas dan batang bawah.

Penanganan Bibit Sebelum Ditanam

Bibit yang baru dibeli sebaiknya jangan langsung ditanam supaya stres akibat suhu dan goncangan sewaktu pengangkutan menjadi normal kembali. Tempatkan di tempat yang teduh tetapi masih cukup cahaya matahari (30 % cahaya) selama 2 minggu sampai 1 bulan tergantung pada kondisi kesegarannya yang bisa dilihat dari adanya tanda-tanda pertumbuhannya. Namun bila waktu penanamannya masih lama, sebaiknya selain disiram - diberi pupuk daun seperti Forest, Supermes atau Algafer dengan konsentrasi sesuai dengan petunjuk kemasannya.

Penyemprotan dilakukan tiap minggu pada bagian bawah dan atas permukaan daun secara merata. Sedangkan penyemprotan pestisida dilakukan bila memang dirasa perlu, tergantung jenis dan populasi HPT yang ada.

Persiapan Lahan

Semua gulma harus dibersihkan terlebih dahulu sebelun lahan diolah lebih lanjut. Setelah itu, tanah dicangkul dan akar-akar tanaman dikumpulkan terpisah. Pencangkulan perlu dilakukan supaya tanah menjadi gembur sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik. Untuk lahan yang luas, kurang praktis jika seluruh lahan dicangkul, disarankan pengolahan terbatas pada titik-titik tertentu dimana bibit akan ditanam.

Sistem Penanaman dan Pembuatan Lubang Tanam

Kegiatan selanjutnya adalah membuat peta kebun dengan memperhitungkan sistem dan jarak tanam. Peta ini dijadikan patokan kerja untuk melakukan pengajiran, yaitu pemberian tanda pada lahan yang akan ditanami. Sedangkan jarak tanam tergantung pada jenis dan sifat tajuk tanaman.

Penggalian lubang tanam, dilakukan pemisahan tanah galian. Setengah bagian tanah lapisan atas ditaruh di sebelah kiri lubang dan setengah bagian tanah lapisan bawah disebelah kanan lubang. Lubang kemudian dibiarkan terangin-angin dan terkena sinar matahari sekitar 2 minggu. Dengan cara ini, gas beracun yang mungkin ada disela-sela tanah terbawa angin sehingga dapat diganti dengan oksigen dari udara.

Setelah 2 minggu lubang tanam ditimbun lagi. Tanah bagian bawah dikembalikan ke bagian bawah lubang tanam, sedangkan tanah bagian atas dicampur dengan satu karung (20 Kg) pupuk kandang yang sudah masak, lalu dikembalikan pula ke bagian atas lubang tanam. Tanah yang dikembalikan ini akan membentuk gundukan cembung. Tepat di tengah-tengah gundukan itu diberi ajir sebagai tanda lokasi yang akan ditanam. Gundukan tanah yang cembung ini dibiarkan selama kira-kira satu minggu agar permukaan tanahnya turun dengan sendirinya secara perlahan-lahan.

Penanaman

Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan memerlukan perhatian khusus. Mula-mula pada tempat yang yang ditancapi ajir dibuat lubang kecil dengan ukuran sedikit lebih besar dari ukuran polibag bibit yang akan ditanam.

Bibit yang sudah disiapkan lalu dikeluarkan dari polibag dengan merobek dari tepi atas sampai ke dasar. Bibit dengan tanahnya kemudian dimasukkan dengan hati-hati ke lubang tanam dengan posisi tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dihindari agar akar jangan sampai terganggu. Bibit yang sudah ditanam ditimbun secara perlahan dengan sedikit menekan tanah agar posisi bibit menjadi mantap tapi tidak terlalu padat.

Untuk menghindari serangan hama rayap, ulat, dan serangga tanah lain- di sekitar bibit ditaburi pestisida berbahan aktif Carbofuran seperti Furadan, Curaterr, dan Indofuran.

Penanaman diakhiri dengan menyiram sekaligus memberi mulsa untuk menahan derasnya air hujan sehingga tanah tidak cepat memadat, mengurangi penguapan tanah (evaporasi) sehingga tanah tetap lembab. Mulsa ini jika sudah membusuk akan menambah bahan organik bagi kesuburan tanah.

Pemberian Naungan dan Pelindung

Dilakukan jika memang kondisi tanama yang masih muda, belum punya perakaran yang kuat sehingga kemampuan untuk menyerap air masih terbatas. Tujuannya adalah untuk mengurangi penguapan dari daun (transpirasi) pada siang hari yang terik dan menjamin kelembapan udara di sekitar tajuk bibit selama proses adaptasi lingkungan. Bahan dan teknik pemberian naungan bisa bermacam-macam.

Pemupukan

Pupuk harus diberkan dari luar, karena kondisi tanah di berbagai tempat tentu berbeda-beda kadar unsur haranya. Hal ini untuk menunjang sehatnya tanaman, tumbuh subur, dan berbuah lebat dengan kualitas buah yang baik.

Pupuk yang diberikan yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Contoh pupuk organik adalah pupuk kandang, kompos atau humus. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk buatan pabrik yang disebut juga pupuk kimia. Pupuk organik sangat baik untuk memperbaiki sifat fisik tanah sehingga menjadi lebih gembur, mudah menyerap dan menyimpan air, serta meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah. Unsur makro dan mikro yang dibebaskan oleh pupuk organik jumlahnya relatif sedikit, maka kekurangannya bisa ditambah dengan pupuk anorganik, seperti Urea, TSP, KCl dll. Dosis yang diberikan tergantung pada jenis dan umur tanaman.

Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan terhadap dahan dan ranting yang kering atau terkena HPT, dan tunas air yang menyebabkan pertumbuhan vegetatifnya dominan. Dengan pemangkasan yang tepat, energi pertumbuhan yang tersedia akan diarahkan untuk produksi buah sehingga hasil panen meningkat. Saat yang tepat adalah segera setelah panen buah berakhir agar tanaman lebih siap memulai pertumbuhan vegetatif baru.

Pengendalian Hama dan Penyakit (HPT)

Untuk pengendalian HPT tergantung pada jenis dan populasi serangan hama yang menyerang pada tanaman tersebut.

Varietas Padi

Deskripsi Varietas IR 64
- Nama Varietas : IR 64
- Kelompok : Padi Sawah
- Nomor Seleksi : IR18348-36-3-3
- Asal Persilangan : IR5657/IR2061
- Golongan : Cere
- Umur Tanaman : 115 hari
- Bentuk Tanaman : Tegak
- Tinggi Tanaman : 85 cm
- Anakan Produktif : 25 batang
- Warna Kaki : Hijau
- Warna Batang : Hijau
- Warna Daun Telinga : Tidak berwarna
- Warna Lidah Daun : -
- Warna Daun : Hijau
- Warna Muka Daun : Kasar
- Posisi Daun : Tegak
- Daun Bendera : Tegak
- Bentuk Gabah : Ramping, panjang
- Warna Gabah : Kuning bersih
- Kerontokan : Tahan
- Kerebahan : Tahan
- Tekstur Nasi : Pulen
- Kadar Amilosa : 27%
- Bobot 1000 Butir : 24,1 g
- Rata – Rata Produksi : 5,0 t/ha
- Potensi Hasil : -Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan wereng hijau
- Ketahanan Terhadap Hama :
- Agak tahan bakteri busuk hawar daun (Xanthomonas oryzae) – Tahan kerdil rumput
- Ketahanan Terhadap Penyakit : 1986
- Anjuran : - Baik ditanam untuk i sawah irigasi dataran rendah di Jawa Timur  -Cukup baik untuk padi rawa/pasang surut
- Pemulia : -
- Peneliti : 5,0 t/ha
- Teknisi : -
- Dilepas Tahun : 1986


Deskripsi Varietas Ciherang
- Nama Varietas : Ciherang
- Kelompok : Padi Sawah
- Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41–3-1
- Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131-3-1///IR64   ////IR64
- Golongan : Cere
- Umur Tanaman : 116-125 hari
- Bentuk Tanaman : Tegak
- Tinggi Tanaman : 107-115 cm
- Anakan Produktif : 14-17 batang
- Warna Kaki : Hijau
- Warna Batang : Hijau
- Warna Daun Telinga : Putih
- Warna Lidah Daun : -
- Warna Daun : Hijau
- Warna Muka Daun : Kasar pada sebelah bawah
- Posisi Daun : Tegak
- Daun Bendera : Tegak
- Bentuk Gabah : Panjang ramping
- Warna Gabah : Kuning bersih
- Kerontokan : Sedang
- Kerebahan : Sedang
- Tekstur Nasi : Pulen
- Kadar Amilosa : 23%
- Bobot 1000 Butir : 27-28 g
- Rata – Rata Produksi : 6 t/ha
- Potensi Hasil :  8,5 t/ha
- Ketahanan Terhadap Hama :-Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3-:
- Ketahanan Terhadap Penyakit: Tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB)  strain III dan IV
- Anjuran : -Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian - di bawah 500 m dpl.
- Pemulia :-Tarjat T, Z. A. Simanullang,., E. Sumadi dan Aan A. Daradjat-
- Peneliti :
- Teknisi :
- Dilepas Tahun : 2000

Deskripsi Varietas Cibogo
- Nomor seleksi : S3382-2D-PN-16-3-KP-1
- Asal persilangan : S487B-75/2*IR19661-131-3-1//2*IR64
- Golongan : Cere
- Umur tanaman : 115 – 125 hari
- Bentuk tanaman : Tegak
- Tinggi tanaman : 100 -120 cm
- Anakan produktif : 12 – 19 batang
- Warna kaki : Hijau tua
- Warna batang : Hijau muda
- Warna telinga daun : Tidak berwarna
- Warna lidah daun : Tidak berwarna
- Warna daun : Hijau
- Muka daun : Kasar pada bagian permukaan sebelah bawah
- Posisi daun : Tegak (lebih tegak dari Konawe)
- Daun bendera : Tegak panjang (menutup malai)
- Bentuk gabah : Panjang ramping
- Warna gabah : Kuning bersih
- Kerontokan : Agak tahan
- Kerebahan : Sedang
- Tekstur nasi : Pulen
- Kadar amilosa : 24 %
- Bobot 1000 butir : 28 g
- Rata-rata hasil : 7,0 t/ha
- Potensi hasil : 8,1 t/ha
- Ketahanan terhadap Hama : Tahan wereng coklat biotipe 2, agak tahan - wereng coklat biotipe 3
- Ketahanan terhadap Penyakit : Agak tahan tehadap hawar daun bakteri strain - IV, rentan terhadap penyakit tungro
- Sifat khusus : Rendemen giling dan rendemen beras kepala, dan - keterawangan lebih tinggi dari IR64.
- Anjuran tanam : Baik ditanam pada lahan sawah sampai 800 meter di atas - permukaan laut yang tidak endemik hama wereng coklat dan penyakit virus - tungro.

Deskripsi Varietas Mekongga
- Nomor seleksi : S4663-5D-KN-5-3-3
- Asal persilangan : A2790/2*IR64
- Golongan : Cere
- Umur tanaman : 116-125 hari
- Bentuk tanaman : Tegak
- Tinggi tanaman : 91-106 cm
- Anakan produktif : 13-16 batang
- Warna kaki : Hijau
- Warna batang : Hijau
- Warna telinga daun : Tidak berwarna
- Warna lidah daun : Tidak berwarna
- Warna daun : Hijau
- Muka daun : Agak kasar
- Posisi daun : Tegak
- Daun bendera : Tegak
- Bentuk gabah : Ramping panjang
- Warna gabah : Kuning bersih
- Kerontokan : Sedang
- Tekstur nasi : Pulen
- Kadar amilosa : 23 %
- Bobot 1000 butir : 28 g
- Rata-rata hasil : 6,0 t/ha
- Potensi hasil : 8,4 t/ha
- Ketahanan terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2/3
- Ketahanan terhadap Penyakit : Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV
- Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai - ketinggian 500 m dpl

Benih Unggul Pandanputri 
JAKARTA--MICOM: Badan Tenaga Atom Nasional telah berhasil mengembangkan benih unggul Pandanputri yang merupakan keturunan varietas Pandanwangi.

Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Hudi Hastowo dalam Raker dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (17/1) menjelaskan, varietas baru itu murni bersumber dari bibit lokal Pandanwangi.

Dia optimistis Pandanputri sebagai benih unggul akan digemari petani karena berumur lebih pendek, yaitu 115 hari dibanding Pandanwangi yang lebih lama, yaitu 5-6 bulan.

Data yang diperoleh Antara menyebutkan, varietas Pandanwangi yang merupakan padi varitas lokal unggulan dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terancam punah. Luas tanam padi jenis itu, semakin hari semakin susut sehingga produksinya menurun.

Petani juga mulai kesulitan mendapatkan bibit dan beras Pandangwangi tersebut. Kalaupun ada, khusus beras Pandanwangi, masyarakat harus waspada karena mungkin saja itu Pandanwangi palsu.

Menyusutnya produksi padi Pandanwangi, antara lain karena banyak lahan persawahan yang beralih fungsi, masa panen yang relatif lama (enam bulan), biaya pengolahan mahal. Untuk sehektar sawah diperlukan biaya operasional sejak pembelian bibit, pupuk, ongkos buruh tani sampai panen bisa mencapai Rp10 juta.

Padahal padi varietas biasa hanya memerlukan biaya sekitar Rp4 juta dan jumlah produksi Pandangwangi setiap panen hanya 4 sampai 6 ton. Sedangkan harga jual GKG (Gabah Kering Giling) di tingkat petani saat ini hanya Rp6.000 per kg. Jika sudah jadi beras, harga ke konsumen mencapai Rp10.000 sampai Rp11.000 per kg.

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur menyebutkan, luas areal persawahan dan produksi padi varietas Pandanwangi akhir-akhir ini menurun. Luas areal sawah yang masih sering ditanami padi varietas Pandanwangi hanya mencapai 150 hektare yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Warungkondang, Cianjur, Gekbrong, Cilaku dan Cugenang. Sebelumnya, yaitu
sekitar tahun 1970 sampai 1990, luas areal sawah yang ditanami Pandanwangi bisa mencapai 11.400 hektare lebih.

Pada umumnya, penyusutan itu terjadi erat kaitannya dengan masalah kebutuhan ekonomi. Buruh tani dan bahkan para pemilik sawah banyak yang enggan menanami sawahnya dengan Pandanwangi tersebut.

Selain itu, tidak semua areal persawahan yang ada di Cianjur yang mencapai sekitar 65.736 hektare bisa ditanami padi jenis lokal seperti Pandawangi. (Ant/OL-9)

Jenis Benih Ikan Air Tawar

Jenis ikan mas konsumsi
Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar cukup terkenal enak dikonsumsi. Jenisnya pun beragam. Kadang berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Berikut jenis-jenis ikan mas konsumsi yang sudah cukup terkenal, yaitu:
  1. Ikan Mas Punten
    Jenis ikan air tawar ini pertama kali dikembangkan di desa Punten Jawa timur pada tahun 1993. Mungkin itulah sebabnya kenapa ikan ini diberi nama ikan mas punten. Ikan mas punten memiliki ciri-ciri sebagai berikut: bentuk tubuh bulat pendek dengan perbandingan antara panjang total dan tinggi badan rata-rata 2,4:1, mata agak menonjol, warna sisik hijau gelap, biasanya gerakan tubuhnya sangat lamban dan terkesan jinak.
  2. Ikan mas sinyonya atau putri jogja
    Salah satu keunikan ikan mas ini adalah ia sangat mudah sekali bertelur sehingga dijuluki sinyonya. Memiliki ciri-ciri fisik: Bentuk tubuh memanjang dengan perbandingan antara panjang dan tinggi tubuh 3,66:1, dengan ukuran punggung sedikit lebih rendah dari ikan mas punten. Memiliki warna sisik kuning muda, mata sedikit menonjol pada usia muda dan menyipit seiring dengan pertambahan usia.
  3. Ikan mas taiwan
    Jenis ikan mas ini diintroduksi dari taiwan, sehingga kemudian lebih dkenal dengan sebutan ikan mas taiwan. Ikan mas ini memiliki ciri-ciri: Bentuk punggung agak membulat dengan bentuk badan yang memanjang. Warna sisik hijau kekuningan dan  kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor.
  4. Ikan mas merah
    Ikan mas ini memiliki ciri khas warna sisik merah keemasan, bentuk badan relatif memanjang dan mata cendrung menonjol. Ikan ini lebih suka bergerak aktif dibanding jenis lain.
  5. Ikan Mas Majalaya
    Ikan mas ini pertama kali dikembangkan di daerah Majalaya Jawa Barat. Memiliki karakteristik khusus ukuran badan relatif pendek dengan punggung membungkuk dengan perbandingan panjang dan tinggi tubuh 3,2:1. Warna sisik hijau keabu-abuan dan berwarna gelap dibagian tepinya. Sirip ekor berwarna kekuning-kuningan. Ikan mas ini sangat jinak dan senang berenang di permukaan air.
  6. Ikan mas lokal
    Jenis ini paling banyak dikenal oleh petani dewasa ini. Diperkirakan ikan ini muncul sebagai akibat persilangan tidak terkontrol dengan jenis–jenis ikan mas lainnya. Ciri khas ikan ini adalah bentuk tubuh dan warna sisik merupakan kombinasi dari jenis ikan mas lain. Bentuk tubuh memanjang dengan mata sedikit menonjol.
Jenis ikan mas hias
Jenis ikan air tawar ini juga cukup terkenal sebagai ikan hias penyemarak aquarium karena keindahan bentuk tubuh, bastar warna dan totol-totol tubuhnya yang indah dan menarik. Beberapa jenis ikan mas yang dikenal sebagai ikan hias diantaranya yaitu:
  1. Ikan Mas Kumpay
    Memiliki ciri khas sirip panjang berumbai dan terlihat indah ketika bergerak. Warna sisik beragam putih, kuning, merah dan hijau gelap dan bentuk tubuh memanjang.
  2. Ikan Mas Kancra Domas
    Ciri khas ikan mas hias ini adalah warna sisik beragam biru, coklat atau hijau. Sisik tidak beraturan dan berukuran kecil. Ikan ini sangat aktif bergerak.
  3. Ikan Mas koi
    Jenis ini sangat populer di telinga para pecinta ikan hias. Bentuk tubuhnya yang indah membuat ikan mas jenis ini digemari untuk menghias aquarium. Ikan mas ini berasal dari Jepang dan lebih populer disebut dengan koi (saja). Mulai dikembangkan di Indonesia pada pada 1980.Ciri khas koi adalah warna sisiknya bervariasi dengan warna mencolok ada warna putih, kuning, merah menyala, hitam dan kombinasi dari warna tersebut. Bentuk badan bulat memanjang dan gerakan tubuhnya sangat lambat. Koi disenangi biasanya karena bastar warna sisik dan totol-totolnya yang indah dan menarik.


Budidaya Ikan Gurame
Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada
dua yaitu:

1. Gurame angsa (soang) : badan relatif panjang, sisik relatif lebar.  Ukuran
    yang bisa dicapainya berat 8 kg, panjang 65 cm.
2. Gurame Jepang : badan relatif pendek dan sisik lebih kecil.  Ukuran yang
    dicapai hanya 45 cm dengan berat kurang dari 4,5 kg.
    Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame hitam, putih dan belang.
    Induk yang dipakai sebaiknya mencapai umur 3 tahun.
    Untuk membedakan induk jantan dan betina bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai
    berikut:
1) Induk betina
    Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna
    kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika
    diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa.
    Sebaiknya sudah berumur 3~7 tahun.
2) Induk jantan
    Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan,
    mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan
    menjulur.  Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan
    menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke
    atas.
Selain mengetahui perbedaan induk jantan dan betina, perlu juga diketahui
demi keberhasilan pembenihan gurame ini. Induk telah berumur 3~7 tahun.  Berbeda dengan induk ikan tambakan, induk ikan gurame ini semakin bertambah umurnya akan mengeluarkan telur semakin banyak, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi. Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur.  Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan.  Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek.
 

Pemijahan
Pemasukan air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam 10.00
kolam telah berisi air setengahnya.  Induk-induk yang telah lolos seleksi dimasukkan dalam kolam dengan hati-hati dan penuh kasih sayang.
Perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 – 14.  Dengan
harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak otomatis langsung membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan, berenang kesana-sini mengenal wilayahnya.  Setelah 15 hari sejak dilepaskan, induk jantan biasanya sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat sarang. Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya dikerjakan oleh induk jantan ini selama seminggu (7 hari).  Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk bersama- sama memijah disarang.  Induk betina ini akan menyemprotkan telur-telurnya kedalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, yang akhirnya terjadilah pembuahan didalam istana ijuk ini.  Tidak seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam saja, pemijahan ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama.  Induk jantan bertugas menjaga sarang selama pemijahan berlangsung. Setelah pemijahan selesai, biasanya giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rumputan kering. Dengan nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk betina ini menjaga anaknya dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip ekor kearah sarang.  Gerakan sirip induk betina ini akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air.  Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang.  Sebab seperti diketahui, telurpun butuh oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan.  Sementara dengan kasih sayang induk betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk melanjutkan keturunannya. Dari atas kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah memijah tanpa turun ke kolam dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan.
Penetasan
Penetasan telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember - ember plastik. Cara memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati tidak terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah.  Sarang bahan dari ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan
telah ditutup rapat, diangkat dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember. Sarang menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang dipermukaan air. Selanjutnya telur diangkat dengan mengunakan piring kecil untuk dipindahkan ke pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan sudah diendapkan.  Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur menetas dengan sempurna dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan. Telur akan menetas dalam tempo 30 ~ 36 jam.

Pendedaran 
Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena
masih mengisap kuning telur (yolk sack).  Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar.  Oleh karenya jika masih
belum ditebarkan di kolam harus diberi makan infusoria. Jika benih hendak ditebarkan di kolam, kolam harus dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m .  Setelah seminggu benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi kehijau-hijauan.  Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan.Padat tebar pendederan 50 ~ 100 ekor/m, sementara kolam yang digunakan berkisar 50.250 m .

Ikan Nila
Ikan Nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan di beberapa waduk di Indonesia.
Nama ilmiah ikan nila adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Termasuk ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh ikan nila berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia. Pemeliharaan ikan ini diyakini pula telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Ikan nila bisa hidup di perairan air tawar hampir di seluruh Indonesia. Jenis ikan ini sebenarnya bukan satwa asli Indonesia. Habitat aslinya adalah Sungai Nil di Mesir. Ikan ini kemudian didatangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1969 dari Taiwan.
Jenis ikan ini tergolong hewan omnivora (pemakan segala), jadi bisa diberi pakan apa saja asalkan sesuai dengan besar mulutnya, misalnya udang, kerang kecil, atau pelet. Selain itu, karena ikan ini juga memiliki toleransi lingkungan yang cukup besar, sehingga pembudidayaannya sangat mudah.
Ikan nila cenderung senang hidup di air hangat bersuhu sekitar 28 derajat celsius. Ikan ini juga menyenangi kondisi air yang sedikit mengandung basa dengan kisaran pH antara 7,0 dan 8,0.
Sebaiknya, air tidak boleh tercemar bahan kimia beracun, kandungan oksigen di dalam air minimal 4 mg/liter, serta kandungan karbon dioksida maksimal 5 mg/liter. Ikan ini biasanya dipelihara di kolam air tenang.
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di berbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan sering pula dijadikan fillet.
Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus). Dan sebagaimana kerabatnya itu pula, ikan ini memiliki potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke badan-badan air alami.
Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.
Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 tinggi, sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah.


Petani tidak Pedulikan HPP

Jumat, 28 Januari 2011 21:05 WIB 

Penulis : Jajang Sumantri
JAKARTA--MICOM: Keputusan pemerintah yang tidak menaikkan harga pembelian petani (HPP) gabah dan beras disambut dingin kalangan petani. Mereka beranggapan keputusan itu menunjukkan pemerintah tidak pernah berniat memperbaiki nasib petani.

"Ada tidaknya HPP kami sudah tidak peduli karena selama ini berbagai kebijakan pemerintah berdampak positif terhadap petani. Bila gabah atau beras dikuasai pedagang itu hal wajar karena petani harus mencari sendiri cara untuk mensejahterakan diri," ujar Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan, Winarno Tohir kepada Media Indonesia, Jumat (28/1).

Menurutnya, anggapan pemerintah bahwa kenaikan HPP bisa berdampak turut menunjukkan orientasi pemerintah yang cenderung hanya peduli pada sektor makro dan mengingkari kondisi yang terjadi pada petani. "Inflasi selalu jadi hirauan meski sesungguhnya kenaikan HPP itu tidak akan otomatis menaikkan kesejahteraan petani karena harga-harga juga akan turut naik," ujarnya.

Karena itu, imbuhnya pemerintah harus bertanggung jawab bila pada akhirnya kontribusi dari beras hasil produksi petani tidak maksimal menyumbang terhadap ketahanan pangan.

"Kami harus realistis bila pedagang menawarkan harga yang lebih mahal, tentu akan kami jual ke pedagang. Bila setelah itu harga terus melonjak, jangan salahkan petani," ujarnya.

Ia memperkirakan, meski saat ini mulai memasuki masa panen yang akan mencapai puncaknya pada Maret mendatang, tidak akan membantu kecukupan stok beras nasional.

"Bahwa ada pengaruh perubahan iklim global harus disadari itu. Bila target pemerintah 70 juta ton beras untuk tahun ini ini terpenuhi, pertimbangkan juga pengaruh iklim ini. Produksi akan berkurang antara 5%-10% (3,5 juta-7 juta ton). Jangan cari pembenaran dengan menyebut panen petani gagal," pungkas Winarno. (Jaz/OL-2)