Laman

Minggu, 20 Februari 2011

Riset: Tiada Hubungan Ponsel dan Kanker Otak

 
 Sebuah studi mematahkan rumor yang selama ini berkembang luas tentang tingginya risiko terkena kanker otak akibat sinyal ponsel. Studi yang dilakukan para ilmuwan University of Manchester menemukan bahwa frekuensi radio yang dikeluarkan telepon genggam atau ponsel tidak meningkatkan risiko kanker secara signifikan.

Para peneliti menggunakan data publik yang tersedia di kantor statistik nasional Inggris untuk melihat tren tingginya penderita kanker otak yang didiagnosa di Inggris dalam kurun waktu 1998 hingga 2007.

Studi yang sempat diterbitkan dalam jurnal Biolectromagnetics mengatakan bahwa tidak ada statistik yang menunjukkan peningkatan penyakit kanker yang signifikan baik pada pria maupun wanita dalam jangka waktu sembilan tahun itu.

"Pengguna ponsel di Inggris dan sejumlah negara lain meningkat tajam sejak era 1990-an di mana ponsel pertama kali diperkenalkan," kata kepala peneliti Dr. Frank de Vocht, yang juga berperan sebagai pakar kesehatan kerja dan lingkungan di University of Manchester.

"Namun, muncul kontroversi yang mengatakan frekuensi radio dari ponsel meningkatkan risiko kanker otak. Temuan kami menunjukkan bahwa hubungan sebab-akibat antara ponsel dan kanker tidak mungkin, karena tidak ada bukti peningkatan penderita kanker otak yang signifikan sejak ponsel diperkenalkan hingga sekarang," katanya.

Dr. de Vocht mengatakan bahwa tidak ada mekanisme biologis yang masuk akal untuk menjelaskan gelombang radio dapat merusak gen kita secara langsung, sehingga menyebabkan sel-sel menjadi kanker. Seharusnya, jika rumor tersebut benar, maka akan ada pertumbuhan penyakit kanker otak secara signifikan sepanjang tahun 1998-2007 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tim yang juga beranggotakan peneliti dari Institute of Occupational Medicine dari Edinburgh (Skotlandia) dan Universitas Drexel dari Philadelphia (AS) menemukan bahwa terjadi peningkatan kecil penyakit kanker pada lobus temporal 0,6 kasus per 100 ribu orang, atau bertambah 31 kasus per tahun pada populasi 52 juta. (kd)

 sumber

Asus Eee PC 1215P Review


Akhir Agustus lalu Intel meresmikan kehadiran prosesor dual core pertama mereka yang didesain khusus untuk platform netbook yakni Atom N550. Prosesor itu merupakan prosesor dual core Atom pertama yang ditujukan untuk netbook.

Bersamaan dengan hadirnya prosesor tersebut, Intel menyebutkan sejumlah partner mereka langsung mengirimkan produk-produk netbook mereka yang memanfaatkan Atom N550 ke pasar. Salah satunya adalah Asustek dengan netbook seri Eee PC 1015PEM.

Desain dan Spesifikasi
Dari sisi desain, Netboook Eee PC 1015PEM ini serupa dengan Eee PC 1015PE yang sudah lebih dulu hadir di pasaran. Netbook ini juga menggunakan casing berbahan plastik matte dan keyboard berdesain chicklet.

Keyboard dengan desain seperti ini memudahkan mereka yang memiliki jari berukuran di atas rata-rata agar tidak terpeleset menekan tombol yang ada di sebelah tombol yang ia maksud. Sayangnya, beberapa tombol yang ada memiliki ukuran yang kecil hingga tetap memunculkan risiko salah pencet.

Untuk menggerakkan kursor, Asus menyediakan touchpad berukuran 7,6 x 4 sentimeter. Cukup luas untuk sebuah netbook. Untuk mengklik, meski tidak ada tombol kiri dan kanan, karena keduanya menyatu menjadi sebuah tombol, Anda tetap dapat mengklik seperti biasa. Berikut ini spesifikasi singkat Asus Eee PC 1015PEM.
Prosesor : Intel Atom N550 1,5GHz, 1MB cache
Chipset : Intel NM10 Express chipset
Memori : DDR3 1GB
VGA : Intel GMA 3150
Layar         : 10,1 inci 1024x600 LED Backlight
Harddisk : 160GB, 2,5” SATA 5400rpm
Sound/speaker : Integrated stereo speaker, HD Audio CODEC
Drive optik : -
Baterai : 6 cell Lithium Ion hingga 13 jam
Konektivitas : WiFi, Gigabit LAN, Bluetooth
Port eksternal : VGA, RJ-45, Mic/Headphone, 3 USB 2.0, card reader
Dimensi        : 262 x 178 x 23,6-36,4 mm
Bobot : 1,27Kg (dengan baterai 6 cell)
Sistem operasi : Windows 7 Starter Edition
Garansi        : 1 tahu
Fitur
Eee PC 1015PEM memiliki kelengkapan yang sama seperti netbook pada umumnya. Port VGA dan sebuah port USB di sisi kiri dan dua buah di sebelah kanan memungkinkan pengguna untuk menghubungkan USB modem atau harddisk eksternal sambil tetap mengisi ulang baterai ponsel dan MP3 player, misalnya.

Asus Eee PC 1015PEMUntuk melakukan video conference, Asus menyediakan kamera 0,3 megapiksel di bagian atas layar. Yang menarik, ada ‘pintu’ geser di depan lensa kamera. Ini cukup bermanfaat untuk memastikan bahwa kamera tidak akan menangkap basah pengguna saat ia sedang tidak siap.

Netbook ini juga memiliki fasilitas yang disebut Express Gate. Fitur tersebut merupakan aplikasi ‘instant-on’ berbasis sistem operasi Linux yang dapat langsung digunakan sekitar 5 detik setelah tombol ditekan. Jika pengguna hanya butuh untuk menjelajah internet, chatting, berkomunikasi lewat Skype, cukup menekan tombol di sudut sebelah kiri untuk mengaktifkan fitur ini. Adapun jika ingin masuk ke dalam sistem operasi Windows 7, tombolnya ada di sudut sebelah kanan.

Uji Kinerja
Menggunakan fitur Express Gate, tak sampai 10 detik kami dapat langsung menjelajah internet. Sayangnya, saat kami coba menjelajah, kami perlu menghubungkan kabel ethernet ke port LAN. Tidak dapat memanfaatkan fasilitas WiFi.

Asus Eee PC 1015PEMDari sisi kinerja, prosesor dual core yang digunakan, meski memiliki clock yang lebih rendah yakni hanya 1,5GHz membuat aplikasi dan sistem lebih responsif saat dijalankan.

Lewat aplikasi RightMark CPU Clock Utility, tercatat bahwa baterai pada netbook ini memiliki kapasitas penuh sebesar 56.305mWh. Jika digunakan secara terus menerus, aplikasi memperkirakan baterai dapat bertahan hingga 5 jam 26 menit.

Uji coba masa pakai baterai kami lakukan menggunakan aplikasi Imtec Battery Mark. Saat diuji dan dengan mengaktifkan CPU load, baterai tercatat dapat bertahan selama 4 jam 46 menit.

Asus Eee PC 1015PEMDari percobaan singkat yang kami lakukan, Asus Eee PC dengan prosesor dual core ini bisa kami rekomendasikan bagi Anda yang mencari komputer jinjing ringkas, dengan prosesor yang agak lumayan dari sisi kecepatan. Baterai yang dapat bertahan hingga 5 jam atau lebih, tergantung cara pakai netbook, juga lumayan.

Di Indonesia, netbook ini akan dipasarkan dalam tiga pilihan warna yakni hitam, putih, merah, dan biru di kisaran harga US$440 atau sekitar Rp3,89 jutaan.

Kelebihan
- Prosesor dual core, kinerja lebih baik
- Baterai cukup awet

Kekurangan
- Beberapa tombol berukuran lebih kecil, kurang nyaman saat dipakai



sumber