Laman

Sabtu, 29 Januari 2011

Budidaya Tanaman Buah

Tanaman buah sangat banyak jenis dan macamnya, dan kebanyakan adalah tanaman perennial (tahunan). Di Indonesia, kebanyakan masih mengusahakan tanaman buah secara sampingan yaitu banyak ditanam di pekarangan rumah.
Tanaman buah sangat banyak jenis dan macamnya, dan kebanyakan adalah tanaman perennial (tahunan). Di Indonesia, kebanyakan masih mengusahakan tanaman buah secara sampingan yaitu banyak ditanam di pekarangan rumah. Pertumbuhan yang baik akan memberikan nilai estetika dari rumah dengan halamannya.

Nah, bagaimana mengusahakan agar hal tersebut bisa dicapai?

Tulisan berikut mencoba untuk memberikan gambaran mengenai teknik budidaya tanaman buah walaupun masih bersifat umum.

Pemilihan Bibit Tanaman Buah

Bibit tanaman secara umum diperoleh dengan 2 cara yaitu:

Dengan pembiakan generatif, yaitu dengan menggunakan biji. Cara ini menhasilkan tanaman yang lama lama untuk berproduksi.

Dengan pembiakan vegetatif yaitu bibit yang diperoleh tidak dengan menggunakan biji tetapi berupa penyambungan tanaman sejenis antara batang atas dengan batang bawah, cangkokan dan lain-lain. Dengan cara ini tanaman akan cepat berproduksi dengan mengkombinasi sifat-sifat unggul suatu varietas.

Ciri mencolok yang membedakan bibit sambungan dengan lainnya adalah adanya bekas penyembuhan yang biasanya berbentuk V pada bekas sambungan antara batang atas dan batang bawah.

Penanganan Bibit Sebelum Ditanam

Bibit yang baru dibeli sebaiknya jangan langsung ditanam supaya stres akibat suhu dan goncangan sewaktu pengangkutan menjadi normal kembali. Tempatkan di tempat yang teduh tetapi masih cukup cahaya matahari (30 % cahaya) selama 2 minggu sampai 1 bulan tergantung pada kondisi kesegarannya yang bisa dilihat dari adanya tanda-tanda pertumbuhannya. Namun bila waktu penanamannya masih lama, sebaiknya selain disiram - diberi pupuk daun seperti Forest, Supermes atau Algafer dengan konsentrasi sesuai dengan petunjuk kemasannya.

Penyemprotan dilakukan tiap minggu pada bagian bawah dan atas permukaan daun secara merata. Sedangkan penyemprotan pestisida dilakukan bila memang dirasa perlu, tergantung jenis dan populasi HPT yang ada.

Persiapan Lahan

Semua gulma harus dibersihkan terlebih dahulu sebelun lahan diolah lebih lanjut. Setelah itu, tanah dicangkul dan akar-akar tanaman dikumpulkan terpisah. Pencangkulan perlu dilakukan supaya tanah menjadi gembur sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik. Untuk lahan yang luas, kurang praktis jika seluruh lahan dicangkul, disarankan pengolahan terbatas pada titik-titik tertentu dimana bibit akan ditanam.

Sistem Penanaman dan Pembuatan Lubang Tanam

Kegiatan selanjutnya adalah membuat peta kebun dengan memperhitungkan sistem dan jarak tanam. Peta ini dijadikan patokan kerja untuk melakukan pengajiran, yaitu pemberian tanda pada lahan yang akan ditanami. Sedangkan jarak tanam tergantung pada jenis dan sifat tajuk tanaman.

Penggalian lubang tanam, dilakukan pemisahan tanah galian. Setengah bagian tanah lapisan atas ditaruh di sebelah kiri lubang dan setengah bagian tanah lapisan bawah disebelah kanan lubang. Lubang kemudian dibiarkan terangin-angin dan terkena sinar matahari sekitar 2 minggu. Dengan cara ini, gas beracun yang mungkin ada disela-sela tanah terbawa angin sehingga dapat diganti dengan oksigen dari udara.

Setelah 2 minggu lubang tanam ditimbun lagi. Tanah bagian bawah dikembalikan ke bagian bawah lubang tanam, sedangkan tanah bagian atas dicampur dengan satu karung (20 Kg) pupuk kandang yang sudah masak, lalu dikembalikan pula ke bagian atas lubang tanam. Tanah yang dikembalikan ini akan membentuk gundukan cembung. Tepat di tengah-tengah gundukan itu diberi ajir sebagai tanda lokasi yang akan ditanam. Gundukan tanah yang cembung ini dibiarkan selama kira-kira satu minggu agar permukaan tanahnya turun dengan sendirinya secara perlahan-lahan.

Penanaman

Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan memerlukan perhatian khusus. Mula-mula pada tempat yang yang ditancapi ajir dibuat lubang kecil dengan ukuran sedikit lebih besar dari ukuran polibag bibit yang akan ditanam.

Bibit yang sudah disiapkan lalu dikeluarkan dari polibag dengan merobek dari tepi atas sampai ke dasar. Bibit dengan tanahnya kemudian dimasukkan dengan hati-hati ke lubang tanam dengan posisi tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dihindari agar akar jangan sampai terganggu. Bibit yang sudah ditanam ditimbun secara perlahan dengan sedikit menekan tanah agar posisi bibit menjadi mantap tapi tidak terlalu padat.

Untuk menghindari serangan hama rayap, ulat, dan serangga tanah lain- di sekitar bibit ditaburi pestisida berbahan aktif Carbofuran seperti Furadan, Curaterr, dan Indofuran.

Penanaman diakhiri dengan menyiram sekaligus memberi mulsa untuk menahan derasnya air hujan sehingga tanah tidak cepat memadat, mengurangi penguapan tanah (evaporasi) sehingga tanah tetap lembab. Mulsa ini jika sudah membusuk akan menambah bahan organik bagi kesuburan tanah.

Pemberian Naungan dan Pelindung

Dilakukan jika memang kondisi tanama yang masih muda, belum punya perakaran yang kuat sehingga kemampuan untuk menyerap air masih terbatas. Tujuannya adalah untuk mengurangi penguapan dari daun (transpirasi) pada siang hari yang terik dan menjamin kelembapan udara di sekitar tajuk bibit selama proses adaptasi lingkungan. Bahan dan teknik pemberian naungan bisa bermacam-macam.

Pemupukan

Pupuk harus diberkan dari luar, karena kondisi tanah di berbagai tempat tentu berbeda-beda kadar unsur haranya. Hal ini untuk menunjang sehatnya tanaman, tumbuh subur, dan berbuah lebat dengan kualitas buah yang baik.

Pupuk yang diberikan yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Contoh pupuk organik adalah pupuk kandang, kompos atau humus. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk buatan pabrik yang disebut juga pupuk kimia. Pupuk organik sangat baik untuk memperbaiki sifat fisik tanah sehingga menjadi lebih gembur, mudah menyerap dan menyimpan air, serta meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah. Unsur makro dan mikro yang dibebaskan oleh pupuk organik jumlahnya relatif sedikit, maka kekurangannya bisa ditambah dengan pupuk anorganik, seperti Urea, TSP, KCl dll. Dosis yang diberikan tergantung pada jenis dan umur tanaman.

Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan terhadap dahan dan ranting yang kering atau terkena HPT, dan tunas air yang menyebabkan pertumbuhan vegetatifnya dominan. Dengan pemangkasan yang tepat, energi pertumbuhan yang tersedia akan diarahkan untuk produksi buah sehingga hasil panen meningkat. Saat yang tepat adalah segera setelah panen buah berakhir agar tanaman lebih siap memulai pertumbuhan vegetatif baru.

Pengendalian Hama dan Penyakit (HPT)

Untuk pengendalian HPT tergantung pada jenis dan populasi serangan hama yang menyerang pada tanaman tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar