Laman

Sabtu, 29 Januari 2011

Jenis Benih Ikan Air Tawar

Jenis ikan mas konsumsi
Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar cukup terkenal enak dikonsumsi. Jenisnya pun beragam. Kadang berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Berikut jenis-jenis ikan mas konsumsi yang sudah cukup terkenal, yaitu:
  1. Ikan Mas Punten
    Jenis ikan air tawar ini pertama kali dikembangkan di desa Punten Jawa timur pada tahun 1993. Mungkin itulah sebabnya kenapa ikan ini diberi nama ikan mas punten. Ikan mas punten memiliki ciri-ciri sebagai berikut: bentuk tubuh bulat pendek dengan perbandingan antara panjang total dan tinggi badan rata-rata 2,4:1, mata agak menonjol, warna sisik hijau gelap, biasanya gerakan tubuhnya sangat lamban dan terkesan jinak.
  2. Ikan mas sinyonya atau putri jogja
    Salah satu keunikan ikan mas ini adalah ia sangat mudah sekali bertelur sehingga dijuluki sinyonya. Memiliki ciri-ciri fisik: Bentuk tubuh memanjang dengan perbandingan antara panjang dan tinggi tubuh 3,66:1, dengan ukuran punggung sedikit lebih rendah dari ikan mas punten. Memiliki warna sisik kuning muda, mata sedikit menonjol pada usia muda dan menyipit seiring dengan pertambahan usia.
  3. Ikan mas taiwan
    Jenis ikan mas ini diintroduksi dari taiwan, sehingga kemudian lebih dkenal dengan sebutan ikan mas taiwan. Ikan mas ini memiliki ciri-ciri: Bentuk punggung agak membulat dengan bentuk badan yang memanjang. Warna sisik hijau kekuningan dan  kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor.
  4. Ikan mas merah
    Ikan mas ini memiliki ciri khas warna sisik merah keemasan, bentuk badan relatif memanjang dan mata cendrung menonjol. Ikan ini lebih suka bergerak aktif dibanding jenis lain.
  5. Ikan Mas Majalaya
    Ikan mas ini pertama kali dikembangkan di daerah Majalaya Jawa Barat. Memiliki karakteristik khusus ukuran badan relatif pendek dengan punggung membungkuk dengan perbandingan panjang dan tinggi tubuh 3,2:1. Warna sisik hijau keabu-abuan dan berwarna gelap dibagian tepinya. Sirip ekor berwarna kekuning-kuningan. Ikan mas ini sangat jinak dan senang berenang di permukaan air.
  6. Ikan mas lokal
    Jenis ini paling banyak dikenal oleh petani dewasa ini. Diperkirakan ikan ini muncul sebagai akibat persilangan tidak terkontrol dengan jenis–jenis ikan mas lainnya. Ciri khas ikan ini adalah bentuk tubuh dan warna sisik merupakan kombinasi dari jenis ikan mas lain. Bentuk tubuh memanjang dengan mata sedikit menonjol.
Jenis ikan mas hias
Jenis ikan air tawar ini juga cukup terkenal sebagai ikan hias penyemarak aquarium karena keindahan bentuk tubuh, bastar warna dan totol-totol tubuhnya yang indah dan menarik. Beberapa jenis ikan mas yang dikenal sebagai ikan hias diantaranya yaitu:
  1. Ikan Mas Kumpay
    Memiliki ciri khas sirip panjang berumbai dan terlihat indah ketika bergerak. Warna sisik beragam putih, kuning, merah dan hijau gelap dan bentuk tubuh memanjang.
  2. Ikan Mas Kancra Domas
    Ciri khas ikan mas hias ini adalah warna sisik beragam biru, coklat atau hijau. Sisik tidak beraturan dan berukuran kecil. Ikan ini sangat aktif bergerak.
  3. Ikan Mas koi
    Jenis ini sangat populer di telinga para pecinta ikan hias. Bentuk tubuhnya yang indah membuat ikan mas jenis ini digemari untuk menghias aquarium. Ikan mas ini berasal dari Jepang dan lebih populer disebut dengan koi (saja). Mulai dikembangkan di Indonesia pada pada 1980.Ciri khas koi adalah warna sisiknya bervariasi dengan warna mencolok ada warna putih, kuning, merah menyala, hitam dan kombinasi dari warna tersebut. Bentuk badan bulat memanjang dan gerakan tubuhnya sangat lambat. Koi disenangi biasanya karena bastar warna sisik dan totol-totolnya yang indah dan menarik.


Budidaya Ikan Gurame
Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada
dua yaitu:

1. Gurame angsa (soang) : badan relatif panjang, sisik relatif lebar.  Ukuran
    yang bisa dicapainya berat 8 kg, panjang 65 cm.
2. Gurame Jepang : badan relatif pendek dan sisik lebih kecil.  Ukuran yang
    dicapai hanya 45 cm dengan berat kurang dari 4,5 kg.
    Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame hitam, putih dan belang.
    Induk yang dipakai sebaiknya mencapai umur 3 tahun.
    Untuk membedakan induk jantan dan betina bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai
    berikut:
1) Induk betina
    Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna
    kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika
    diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa.
    Sebaiknya sudah berumur 3~7 tahun.
2) Induk jantan
    Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan,
    mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan
    menjulur.  Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan
    menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke
    atas.
Selain mengetahui perbedaan induk jantan dan betina, perlu juga diketahui
demi keberhasilan pembenihan gurame ini. Induk telah berumur 3~7 tahun.  Berbeda dengan induk ikan tambakan, induk ikan gurame ini semakin bertambah umurnya akan mengeluarkan telur semakin banyak, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi. Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur.  Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan.  Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek.
 

Pemijahan
Pemasukan air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam 10.00
kolam telah berisi air setengahnya.  Induk-induk yang telah lolos seleksi dimasukkan dalam kolam dengan hati-hati dan penuh kasih sayang.
Perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 – 14.  Dengan
harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak otomatis langsung membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan, berenang kesana-sini mengenal wilayahnya.  Setelah 15 hari sejak dilepaskan, induk jantan biasanya sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat sarang. Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya dikerjakan oleh induk jantan ini selama seminggu (7 hari).  Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk bersama- sama memijah disarang.  Induk betina ini akan menyemprotkan telur-telurnya kedalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, yang akhirnya terjadilah pembuahan didalam istana ijuk ini.  Tidak seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam saja, pemijahan ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama.  Induk jantan bertugas menjaga sarang selama pemijahan berlangsung. Setelah pemijahan selesai, biasanya giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rumputan kering. Dengan nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk betina ini menjaga anaknya dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip ekor kearah sarang.  Gerakan sirip induk betina ini akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air.  Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang.  Sebab seperti diketahui, telurpun butuh oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan.  Sementara dengan kasih sayang induk betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk melanjutkan keturunannya. Dari atas kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah memijah tanpa turun ke kolam dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan.
Penetasan
Penetasan telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember - ember plastik. Cara memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati tidak terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah.  Sarang bahan dari ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan
telah ditutup rapat, diangkat dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember. Sarang menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang dipermukaan air. Selanjutnya telur diangkat dengan mengunakan piring kecil untuk dipindahkan ke pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan sudah diendapkan.  Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur menetas dengan sempurna dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan. Telur akan menetas dalam tempo 30 ~ 36 jam.

Pendedaran 
Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena
masih mengisap kuning telur (yolk sack).  Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar.  Oleh karenya jika masih
belum ditebarkan di kolam harus diberi makan infusoria. Jika benih hendak ditebarkan di kolam, kolam harus dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m .  Setelah seminggu benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi kehijau-hijauan.  Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan.Padat tebar pendederan 50 ~ 100 ekor/m, sementara kolam yang digunakan berkisar 50.250 m .

Ikan Nila
Ikan Nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan di beberapa waduk di Indonesia.
Nama ilmiah ikan nila adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Termasuk ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh ikan nila berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia. Pemeliharaan ikan ini diyakini pula telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Ikan nila bisa hidup di perairan air tawar hampir di seluruh Indonesia. Jenis ikan ini sebenarnya bukan satwa asli Indonesia. Habitat aslinya adalah Sungai Nil di Mesir. Ikan ini kemudian didatangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1969 dari Taiwan.
Jenis ikan ini tergolong hewan omnivora (pemakan segala), jadi bisa diberi pakan apa saja asalkan sesuai dengan besar mulutnya, misalnya udang, kerang kecil, atau pelet. Selain itu, karena ikan ini juga memiliki toleransi lingkungan yang cukup besar, sehingga pembudidayaannya sangat mudah.
Ikan nila cenderung senang hidup di air hangat bersuhu sekitar 28 derajat celsius. Ikan ini juga menyenangi kondisi air yang sedikit mengandung basa dengan kisaran pH antara 7,0 dan 8,0.
Sebaiknya, air tidak boleh tercemar bahan kimia beracun, kandungan oksigen di dalam air minimal 4 mg/liter, serta kandungan karbon dioksida maksimal 5 mg/liter. Ikan ini biasanya dipelihara di kolam air tenang.
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di berbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan sering pula dijadikan fillet.
Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus). Dan sebagaimana kerabatnya itu pula, ikan ini memiliki potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke badan-badan air alami.
Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.
Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 tinggi, sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar